Kepala BPPMPV KPTK Tekankan Keberlanjutan dalam Kewirausahaan Sekolah pada Acara Penutupan Pelatihan

Kontributor: M. Hasri

GOWA – 3 SEPTEMBER 2025. Sebuah era baru dalam kepemimpinan pendidikan vokasi resmi dimulai. Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Kelautan, Perikanan, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) menutup pelatihan intensif Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah Berbasis AI pada Rabu, 3 September 2025. Bertempat di Aula Gedung TIK BPPMPV KPTK, acara penutupan ini menjadi momen reflektif sekaligus seruan bagi para kepala sekolah untuk menggerakkan roda kewirausahaan di institusi mereka.

Acara penutupan ini dihadiri oleh 20 kepala SMK dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan, yang telah menyelesaikan pelatihan intensif selama 10 hari. Seluruh peserta dinyatakan lulus dari kegiatan pelatihan ini, sebuah pencapaian yang membanggakan. Mereka kini tinggal menunggu hasil kelulusan untuk sertifikat kompetensi dari hasil Uji Kompetensi Keahlian (UKK) yang diselenggarakan oleh LSP-P2 BPPMPV KPTK, sertifikat kompetensi akan dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Dalam pengarahan penutupnya, Kepala BPPMPV KPTK, Bapak Lismanto, menyampaikan pesan yang kuat dan inspiratif. Ia menekankan bahwa inovasi dan kewirausahaan tidak harus dimulai dari hal-hal besar yang membutuhkan investasi besar. "Kita terus mendorong implementasi kewirausahaan di sekolah," ujar Bapak Lismanto. "Kita mulai dari yang sederhana dan terjangkau." Beliau kemudian memberikan contoh model kewirausahaan yang telah berhasil diterapkan di lingkungan BPPMPV KPTK sendiri.

Salah satu contoh yang disoroti adalah pengelolaan budidaya ikan, di mana biaya operasionalnya kini tidak lagi bergantung pada anggaran kantor, melainkan berasal dari pendapatan yang dihasilkan dari penjualan ikan itu sendiri. Contoh lain yang tak kalah unik adalah pengelolaan ikan hias Koi. "Biaya pakannya tidak lagi disuplai dari anggaran, melainkan dari hasil pengunjung yang membeli pakan untuk memberi makan ke ikan. Ini bukan hanya bisnis, tetapi juga menghadirkan rasa terhibur ketika menyaksikan ikan berebutan makanan," jelas Bapak Lismanto.

Pernyataan Bapak Lismanto disambut baik oleh para peserta. Dalam sesi refleksi, salah seorang peserta menyampaikan bahwa kunjungan mereka ke SMTI Makassar memberikan inspirasi besar untuk pengembangan kewirausahaan di sekolah. Namun, ia juga jujur mengakui bahwa sekolah masih memiliki sejumlah keterbatasan, utamanya dalam hal anggaran dan fasilitas. Menanggapi hal ini, Bapak Lismanto memberikan respons yang praktis dan berorientasi solusi.

Ia kembali menegaskan bahwa keberlanjutan (sustainability) adalah kunci utama. "Mulailah dari yang terjangkau. Yang terpenting adalah keberlanjutan program," pesannya kepada para kepala sekolah. Bapak Lismanto menganjurkan agar hasil dari usaha yang ada diarahkan untuk membiayai produksi berikutnya, menciptakan sebuah siklus ekonomi mandiri di dalam lingkungan sekolah. Hal ini adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi keterbatasan anggaran sambil tetap menumbuhkan jiwa wirausaha.

Di bagian akhir arahannya, Bapak Lismanto juga menekankan pentingnya peran kepala sekolah dalam memberikan inspirasi kepada siswa. "Berikan inspirasi kepada siswa untuk memulai membuka usaha meski masih berstatus siswa," ujarnya. Dengan pendekatan ini, lulusan SMK tidak hanya siap memasuki dunia kerja, tetapi juga memiliki mentalitas pencipta lapangan kerja.

Acara penutupan yang bermakna ini mengakhiri pelatihan yang sangat berharga. Para kepala sekolah kini kembali ke institusi masing-masing dengan bekal pemahaman tentang AI sebagai alat bantu strategis dan, yang terpenting, semangat baru untuk membangun unit-unit kewirausahaan yang mandiri dan berkelanjutan di sekolah.

 

Galeri Foto

Tanya AINA
Tanya AINA